Investigasi

Seks Bebas Selera Pelajar


Prostitusi dan seks bebas bukanlah suatu hal yang tabu saat ini. Kehidupan yang mulai beralih dari jaman batu ke jaman modern tidak selalu melahirkan suatu hal yang positif. Seks bebas dan prostitusi selalu mewarnai kehidupan sehari-hari, pelakunya bukan hanya dari kalangan sopir atau orang-orang hidung belang, akan tetapi dari kalangan pelajar pun tak luput dari hal-hal seperti itu, entah itu mahasiswa atau pelajar sekolah menengah atas (SMA), parahnya lagi anak-anak sekolah menengah pertama (SMP) pun sudah berani melakukan hal yang dulunya tak wajar dilakukan anak seumurannya.
Maraknya prostitusi tak luput dari penyediaan tempat yang mudah terjangkau uang saku. Selain tempatnya yang relatif murah lokasinya pun sangat mapan karena berada di jalan kecil yang jarang dilintasi karena jalan tersebut merupakan jalan buntu, Tak heran apabila tempat itu menjadi lokasi yang paling sering dipakai. Lokasinya terletak di Jl. Pidada Denpasar utara.
Berdasarkan hasil penelusuran tim investigasi Tinta Sastra terdapat tiga penginapan yang sering dijadikan tempat mesum,  tak sedikit pengguna penginapan adalah dari kalangan anak sekolah. Dari ketiga penginapan tersebut menyediakan harga yang sangat mudah terjangkau uang saku, berkisar dari Rp 100.000 s/d 150.000 selama 24 jam dan harga short time Rp 80.000 s/d Rp 50.000 untuk kamar yang berfasilitas lengkap seperti kipas angin atau AC dan televisi, sedangkan untuk harga kamar yang biasa harganya berkisar dari Rp 80.000 s/d Rp 60.000 dan harga short time Rp 50.000 s/d 30.000. Seorang informan mengatakan ” kebanyakan sih di sini yang menyewa anak-anak sekolah, nyewanya short time paling cuma untuk begituan sama ceweknya, abis itu ya udah chek out” ungkapnya.
Menurut salah satu informan ternyata dari salah satu penginapan tersebut ada yang menyediakan wanita penghibur atau PSK, namun untuk mendapatkan pelayanan dari wanita penghibur kita harus melakukan negosiasi dengan wanita tersebut via telpon, biasanya si wanita mematok harga sebesar Rp 100.000 untuk semalam, harga tersebut bukan termasuk dengan harga sewa kamar.
Mendekati tahun baru penginapan yang sering dijadikan tempat prostitusi tersebut semakin ramai pengujung yang datang, kebanyakan dari mereka adalah kalangan anak-anak muda. ” Empat hari sebelum tahun baru sih biasanya kamar di sini penuh mas, biasanya sih anak-anak muda dari bali dan luar bali yang boking” pungkasnya. (Hann’07)
.............................................

Pelanggan Pelajar

Tidak sedikit dari pelanggan  dari kamar  sewaan tiga jam-an itu merupakan kalangan pelajar. Seorang penjaga, ibu paruh baya yang ditemui tim Tinta Sastra di penginapan di bilangan jalan Pidada  mengatakan bahwa pelanggan kebanyakan pelajar SMA. “Kalau murid sering kesini, biasanya siang-siang dan malam minggu” ia menambahkan. Selain di tempat bersangkutan juga disediakan wanita sewaan, tapi kebanyakan jika pelanggan dari kalangan pelajar biasanya datang berpasangan.
Seorang pelajar yang tak mau disebutkan namanya berhasil dimintai keterangan oleh tim investigasi Tinta Sastra, memberikan beberapa pengakuan sebagai salah satu pelanggan tempat-tempat serupa. Ia mengaku sering menyewa kamar short time di wilayah Kerobokan bersama pacarnya. Hal itu ia lakukan karena alasan tidak ada tempat untuk bisa melakukan hubungan intim. Menurutnya tempat bersangkutan harganya murah untuk tiga jam sewa dan juga aman karena sepengetahuannya pemilik tempat sudah menjamin. “Harga sewa kamar short timenya murah, Cuma 30 ribuan. Tempatnya di daerah sepi lagi. Jadi aman ga akan ada yang tahu” imbuhnya.

Menurut keterangan penjaga tempat penyewaan kamar tersebut, biasanya ada pemeriksaan dari kepolisian di waktu-waktu tertentu. Ia juga menerangkan bahwa jika ada razia, pihaknya sudah mendapat bocoran informasi dari kepolisian. “Yah…itu urusan Bos saya. Biasanya kalau ada razia, kamar saya kosongkan semua. Para pelanggan saya beritahu juga kalau mau ada razia, jadi mereka pulang..”. Dengan servis seperti itu, pihak pengelola tempat bersangkutan mendapat kepercayaan dari para pelanggan khususnya para pelajar sebagai pelanggan terbanyak. Kerap kali pada hari-hari tertentu misalnya malam minggu, pengunjung sangat ramai bahkan sampai mengantri untuk menyewa kamar. Tentunya dengan adanya para pelajar itu berarti membawa keuntungan bagi pihak pengelola tempat-tempat penyewaan kamar tersebut. (dp)

7 komentar:

  1. TINTA SASTRA mantaaaappppp...!!!
    prikitiewww!!!!....

    BalasHapus
  2. TINTA SASTRA full kreatipppp....
    gud...gud...gud...

    BalasHapus
  3. pelajar jaman sekarang memang harus dibina lebih lanjut...
    apalagi mengenai seks dan moralitas....
    mari tanggulangi seks bebas....
    no aids!!!!
    by: agoes_dp

    BalasHapus
  4. orang tua berperan sentral dalam pembentukan moral anak...
    mari perhatikan anak kita, jauhkan dari hal-hal negatif yang bisa merusak masa depan.
    by: Hann '07

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus