Ruang Resensi


Dalam Mihrab Cinta Pengobat Cinta Penonton Indonesia
Judul Film: Dalam Mihrab Cinta
Sutradara : Habiburrahman El Shirazy
Pemain    : Dude Harlino, Asmirandah, Meyda Sefira, Boy Hamzah, Tsania Marwah dan Dwi Utari.
Rilis           : Desember 2010

Dalam Mihrab Cinta (DMC) merupakan novel ketiga Habiburahman yang difilmkan. Sebelumnya novel Ayat-Ayat Cinta (AAC) berhasil difilmkan dan sukses menyedot banyak penonton. Novel selanjutnya Ketika Cinta Bertasbih (KCB) 1 dan 2 kembali melebarkan kesuksesan Habiburrahman dengan meraih 5,9 juta penonton. Kesuksesan film KCB diikuti dengan kesuskesan sinetron  KCB serial Ramadhan yang diputarkan di RCTI dan berhasil menjadi tayangan Ramadhan terfavorit pilihan pemirsa.
Dalam proses penentuan tokoh pada film ini tidak jauh beda dengan proses film AAC dan KCB, yaitu dengan casting. Dengan casting, Habiburrahman atau yang biasa dipanggil Kang Abik memberikan peluang kepada remaja muslim untuk menjadi tokoh Syamsul Hadi, Zidni Ilma (zizi), Silvie dan Burhan.  Alhasil tokoh Syamsul Hadi diperankan oleh Dude Harlino yang juga melakukan casting terlebih dahulu untuk menjadi tokoh utama.  Dengan dibintangi  oleh  Dude, Asmiranda dan Meyda yang sebelumnya telah bermain pada Film KCB 1 dan 2, maka Film ini akan menjadi Film yang ditunggu-tunggu.
Film DMC berkisah tentang perjuangan seorang remaja yang sempat khilaf. Akan tetapi, oleh kekuatan cinta dari orang-orang dekatnya  maka pemuda itu dapat kembali ke jalan yang lurus. Film ini memberi kesan dan pesan yang baik, khususnya bagi bangsa Indonesia yang  memang membutuhkan film-film bermoral.  Pesan yang ingin disampikan DMC adalah siapa pun orang jika didorong untuk berbuat jahat maka orang tersebut bisa menjadi orang jahat. Sebaliknya, jika orang diberikan motivasi untuk menjadi orang baik, maka orang tersebut bisa menjadi orang baik. Mengetahui pesan film ini, optimis film DMC akan menjadi obat cinta bagi orang-orang yang gemar nonton film religi dari minimnya film religi di Indonesia (anz).    




Resensi Buku: Sebuah Ajaran Tentang Tulisan


Judul Buku      : Imaji Musik Teks
Penulis             : Roland Barthes
Penerbit           : Jalasutra
Tahun Terbit    : Oktober 2010
Tebal               : xiv + 226 halaman

Roland Barthes adalah Guru Besar di College de France. Banyak buku yang sudah diterbitkannya. Misalnya Mythologies (1957), Elements de Semiologie (1970), dan masih banyak buku yang lain.
Bukunya Roland Barthes kali ini berjudul Imaji Musik Teks. Buku Imaji/Musik/Teks ini memuat gagasan kunci Roland Barthes tentang analisis struktural narasi serta beberapa naskah mengenai teori literasi, semiotika fotografi dan film, serta suara.

Perspektif yang dominan di dalam Imaji/Musik/Teks adalah semiologi. Barthes memperluas “kekaisaran tanda” atas film, fotografi, musik, serta penulisan dan pembacaan sebagai aktivitas yang terkondisikan secara historis. Semua esai yang ada di dalam buku ini mengulas sistem narasi, konotasi, denotasi, kode intepretif, fungsi dan indeks.gaya prosanya yang fasih membuat sistematika buku ini menjadi satu kesatuan.
Di dalam buku ini, kita dapat merasakan peralihan setahap demi setahap dari karya menuju teks. Suatu penjelajahan dari aktivitas penandaan sampai tersebar di dalam karya sastra: film, lagu, iklan, serta teater.
Buku ini memang sangat layak untuk dibaca. Tidak hanya pecinta sastra, tetapi segala lapisan masyarakat. Fotografer jadi bisa menjelaskan atau memaparkan karyanya melalui tulisan, meneliti unsur-unsur tanda dalam lirik lagu, begitu pula yang lainnya. (dsi)


MUSIK BONDAN PRAKOSO & FADE 2 BLACK DI ALBUM FOR ALL


Pada album For All, Bondan & Fade 2 Black mengusung aliran tetap non genre tetapi lebih universal dengan meracik musik rap dengan aneka campuran hip hop, rock, ska, reggae, alternatif funk, dan rock ballad, serta sentuhan human beatbox dan aksen choir. Album Ketiga Bondan Prakoso & F2B ini sendiri berisi 11 lagu, yaitu “Ya Sudahlah” yang merupakan hits single dalam album ini, kemudian “Good Time”, “Tetap Semangat”, “Sang Juara”, “Not With Me”, “Bumi ke Langit”, “S.O.S”, “For All”, “Terinjak Terhempas”, “Kita Selamanya”, dan “Tidurlah”. Sukses dengan 2 album berjudul Respect (2005) dan Unity (2007) yang pernah menelorkan kejutan keroncong protol, kini peraih predikat BEST RAP INDONESIA MUSIC AWARD 2006 kembali bereksperimen di album ketiga mereka. Dalam penggarapan musiknya Bondan tidak terpaku pada satu genre saja, dia dan Fade 2 Black suka mengeksplorasi musiknya dari berbagai macam genre. Untuk liriknya mereka senang dengan pesan-pesan yang positif. Album For All B&F2B sendiri masih diluncurkan Bondan (yang bertindak sebagai produser, arranger, vokal, dan basis) dengan racikan rap dari berbagai unsur musik bersama pasukan Fade 2 Black, di antaranya Tito A.K.A Titz, Ari A.K.A Santoz, dan Eza A.K.A Lezzano. Pada album Respect aliran punk dan rock terkesan sangat mendominasi, sementara di Unity terdapat unsur keroncong dan reggae-nya. Namun, di album For All, mereka berusaha untuk lebih universal dengan memasukkan semua genre yang pernah hits di zamannya. Jadi, di album ini ada ska, pop ballad, punk rock, dan lain-lain. 
Lagu yang mereka ciptakan rata-rata bercerita tentang keoptimisan hidup. Bahkan beberapa lagu terdengar begitu nasionalis dan religius termasuk lagu-lagu yang terdapat dalam album For All ini. Di tengah hiruk pikuk musik yang menyodorkan lagu easy listening dengan lirik yang tidak karuan, Bondan datang sebagai salah satu yang mencoba menginspirasi. Rasanya tidak ada sensasi yang mereka lontarkan sehingga wajar jika pribadi mereka jarang wara-wiri di infotainment. Mereka banyak memberi prestasi bukan sensasi.
Kembali ke lagu! Jika mentelaah lirik lagu “Ya Sudahlah” yang merupakan hits single mereka! Saatnyalah kita beranjak dari keputusasaan hidup. Banyak yang menyerah ketika sebuah keinginan tidak sesuai dengan rencana. Banyak yang memilih bunuh diri dengan gantung diri atau loncat indah di gedung hanya gara-gara hal sepele. Padahal hidup banyak hal yang dapat dilakukan.Sebuah lagu dan liriknya memiliki pengaruh yang besar terhadap pemikiran dan kecerdasan seseorang.
Jika banyak mengkonsumsi lagu dengan lirik yang buruk bahkan mengarah pada hal-hal yang berbau maksiat bisa jadi lagu tersebut akan mempengaruhi pemikiran seseorang dan tindakan buruk yang akan dilakukannya. Apalagi kita sering mendengar lagu mellow alias lagu cengeng. Dipastikan pemikiran orang tersebut akan cengeng dan karakternya juga jadi cengeng. Sebaliknya, lagu yang nge-beat dan memiliki tempo semangat pasti akan membuat seseorang akan semangat. Itu menular hingga ke lingkungan sekitar.

Setidaknya jika mendengarkan lagu-lagu di dalam album For All ini, kita diingatkan kembali untuk selalu semangat menjalani hidup. Mengenyahkan kepesimisan yang berjalan beriringan dengan keoptimisan. Meraih mimpi meski gagal berkali-kali. Karena jika gagal bermimpi, ya bermimpi lagi…!!! (Etha).







Tidak ada komentar:

Posting Komentar